Sunday, August 16, 2009

Ucapan Ramadhan

Ucapan Ramadhan

Shared via AddThis

[+/-] Selengkapnya...

Ucapan Ramadhan

Shared via AddThis

Tuesday, June 9, 2009

KEUTAMAAN DAN PAHALA MENJENGUK ORANG SAKIT Dr. Yusuf Qardhawi Diantara yang memperkuat kesunnahan menjenguk orang sakit ialah adanya hadits:


1. Hadits Tsauban yang marfu' (dari Nabi saw.):
"Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang muslim lainnya, maka ia berada di dalam khurfatul jannah."

Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah saw.:
"Wahai Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab, "Yaitu taman buah surga."

2. Hadits Jabir yang marfu':

"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit berarti dia menyelam dalam rahmat, sehingga ketika dia duduk berarti dia berhenti disitu (didalam rahmat)."

3. Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda:

"Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah seorang penyeru dari langit (malaikat), 'Bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan tempat tinggal di dalam surga."

4. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Rasulullah saw. bersabda:

"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan berfirman pada hari kiamat, 'Hai anak Adam, Aku sakit, tetapi kamu tidak menjenguk-Ku.' Orang itu bertanya, 'Oh Tuhan, bagaimana aku harus menjengukMu sedangkan Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta?' Allah menjawab, 'Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sedang sakit, tetapi kamu tidak menjenguknya? Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu menjenguknya pasti kamu dapati Aku di sisinya?' 'Hai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi tidak kamu beri Aku makan.' Orang itu menjawab, 'Ya Rabbi, bagaimana aku memberi makan Engkau, sedangkan Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta?' Allah menjawab, 'Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan meminta makan kepadamu, tetapi tidak kauberi makan? Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu beri makan dia niscaya kamu dapati hal itu di sisiKu?' 'Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi tidak kamu beri minum.' Orang itu bertanya, 'Ya Tuhan, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau Tuhan bagi alam semesta?'Allah menjawab, 'Hamba-Ku si Fulan meminta minum kepadamu, tetapi tidak kamu beri minum. Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu memberinya minum niscaya akan kamu dapati (balasannya) itu di sisi-Ku?"

5. Diriwayatkan dari Ali r.a., ia berkata: Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda:

"Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim lainnya pada pagi hari kecuali ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari; dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma yang dipetik di taman surga." (HR Tirmidzi, "Hadits hasan.")


[+/-] Selengkapnya...


1. Hadits Tsauban yang marfu' (dari Nabi saw.):
"Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang muslim lainnya, maka ia berada di dalam khurfatul jannah."

Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah saw.:
"Wahai Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab, "Yaitu taman buah surga."

2. Hadits Jabir yang marfu':

"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit berarti dia menyelam dalam rahmat, sehingga ketika dia duduk berarti dia berhenti disitu (didalam rahmat)."

3. Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda:

"Barangsiapa menjenguk orang sakit maka berserulah seorang penyeru dari langit (malaikat), 'Bagus engkau, bagus perjalananmu, dan engkau telah mempersiapkan tempat tinggal di dalam surga."

4. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.
bahwa Rasulullah saw. bersabda:

"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan berfirman pada hari kiamat, 'Hai anak Adam, Aku sakit, tetapi kamu tidak menjenguk-Ku.' Orang itu bertanya, 'Oh Tuhan, bagaimana aku harus menjengukMu sedangkan Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta?' Allah menjawab, 'Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sedang sakit, tetapi kamu tidak menjenguknya? Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu menjenguknya pasti kamu dapati Aku di sisinya?' 'Hai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi tidak kamu beri Aku makan.' Orang itu menjawab, 'Ya Rabbi, bagaimana aku memberi makan Engkau, sedangkan Engkau adalah Tuhan bagi alam semesta?' Allah menjawab, 'Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan meminta makan kepadamu, tetapi tidak kauberi makan? Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu beri makan dia niscaya kamu dapati hal itu di sisiKu?' 'Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi tidak kamu beri minum.' Orang itu bertanya, 'Ya Tuhan, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau Tuhan bagi alam semesta?'Allah menjawab, 'Hamba-Ku si Fulan meminta minum kepadamu, tetapi tidak kamu beri minum. Apakah kamu tidak tahu bahwa seandainya kamu memberinya minum niscaya akan kamu dapati (balasannya) itu di sisi-Ku?"

5. Diriwayatkan dari Ali r.a., ia berkata: Saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda:

"Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim lainnya pada pagi hari kecuali ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari; dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma yang dipetik di taman surga." (HR Tirmidzi, "Hadits hasan.")


Monday, June 8, 2009

HADIS DALAM PANDANGAN ORIENTALIST

A. PENDAHULUAN
Orientalisme pada awalnya adalah salah satu kajian keilmuan yang tergabung di dalam ilmu Antropologi, memiliki tujuan yang sama dengan ilmu induknya tersebut yaitu untuk mempelajari kebudayaan lain agar bisa menemukan kebudayaan terbaik yang bisa dijadikan kebudayaan pilot project bagi seluruh dunia.
Namun pada perkembangan lebih lanjut, antropologi kemudian berubah menjadi sebuah kajian keilmuan dari sebuah bangsa Eshtablished terhadap kebudayaan yang outsiders. Karena massyarakat merasa mereka lebih berbudaya daripada masyarakat oriental (timur), baik itu timur jauh, timur tengah, timur selatan. Meliputi semua hal budaya, adat, norma dan juga agama-agama masyarakat timur.
Aktivitas orientalisme dalam memurtadkan ummat dari aqidahnya adalah dengan memisahkan ummat dari al-Qur`an dan as-Sunnah. Tahap pertama yang mereka lakukan adalah berusaha mementahkan sunnah dan hadis-hadis Rasulullah SAW. yang kemudian mengarahkan pada interpretasi Qur`an bukan berdasarkan sunnah, tapi logika saja. Proyek ini sebenarnya bukan hal yang baru dalam tantangan ummat Islam.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kata hadis mula-mula berarti suatu pemberian kabar (a communication) atau berita (narrative) pada umumnya, baik yang bersifat agama maupun duniawi, kemudian mempunyai arti yang khusus, yaitu kumpulan perbuatan dan kata-kata Nabi SAW dan sahabat-sahabatnya. Dalam arti terakhir ini seluruh materi riwayat (hadis) yang suci kaum muslimin disebut “hadis”, maka pengetahuan ytentang hadis disebut Ulum al-Hadis.1
Orientalisme adalah studi Islam yang dilakukan oleh orang-orang Barat. Kritikus orientalisme bernama Edward W Said menyatakan bahwa orientalisme adalah suatu cara untuk memahami dunia Timur berdasarkan tempatnya yang khusus dalam pengalaman manusia Barat Eropa.2
Secara bahasa orientalisme berasal dari kata orient yang artinya timur. Secara etnologis orientalisme bermakna bangsa-bangsa di Timur, dan secara geografis bermakna hal-hal yang bersifat timur, yang sangat luas ruang lingkupnya. Orang yang menekuni dunia ketimuran ini disebut orientalis. Menurut Grand Lorousse Encyclopedique seperti dikutip Amin Rais3, orientalis adalah sarjana yang menguasai masalah-masalah ketimuran, bahasa-bahasanya, kesusastraannya, dan sebagainya. Karena itu orrentalisme dapat dikatakan merupakan semacam prinsip-prinsip tertentu yang menjadi ideologi ilmiah kaum orientalis.
Kata isme menunjukkan pengertian tentang suatu faham. Jadi orientalisme bermakna suatu faham atau aliran yang berkeinginan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan bangsa-bangsa di timur beserta lingkungannya.

2. Persepsi Orientalis Terhadap Hadis
Orientalisme yang pada awalnya adalah salah satu kajian keilmuan yang tergabung di dalam ilmu Antropologi, memilki tujuan yang sama dengan ilmu induknya tersebut yaitu untuk mempelajari kebudayaan lain agar bisa menemukan kebudayaan terbaik yang bisa dijadikan kebudayaan pilot project bagi seluruh dunia.
Namun pada perkembangan lebih lanjut, antropologi kemudian berubah menjadi sebuah kajian keilmuan dari sebuah bangsa Eshtablishedterhadap kebudayaan yang outsiders. Karena masyarakat merasa mereka lebih berbudaya daripada masyarakat oriental (timur), baik itu timur jauh, timur tengah, dan timur selatan. Meliputi semua hal budaya, adat, norma dan juga agama-agama masyarakat timur.
Di dalam salah satu bukunya, Orientalism, Edward Said mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh para orientalis dalam meneliti agama Islam, khususnya hadis, bukanlah pekerjaan yang non profit oriented, artinya mereka memilki tujuan tertentu dengan meneliti agama Islam sedemikian rupa. Tujuan itu anatara lain adalah mencari kelemahan Islam dan kemudian mencoba menghancurtkannya pelan-pelan dari dalam. Walaupun tidak semua orientalis memilki tujuan seperti itu paling tidak itu sangat kecil. Hal inilah yang menjadi alasan bagi Hasan Hanafi cs untuk membalas perlakuan mereka denga giliran balik menyerang kebuadayaan Barat denga cara mempelajarinya dan kemudian juga dengan cara yang sistematis mencoba menggerogotinya dari dalam.3
Mereka memilih hadis dalam upayanya menyerang umat Islam karena kedudukan hadis yang sangat penting dalam kehidupan kaum muslim. Hadis adalah sumber hukum kedua setelah al-Qur`an sekaligus juga sebagai penjelas dari al-Qur`an, karena hadis hanyalah perkataan manusia yang bisa saja mengandung kesalahan dan unsur-unsur negatif lainnya. Mereka sulit untuk mencoba mendistorsikan al-Qur`an karena al-Qur`an adalah sumber transendental dari tuhan yang telah terjamin dari semua unsur negatif.
Ada tiga hal yang sering dikemukakan orientalis dalam penelitian mereka terhadap al-Hadis, yaitu tentang perawi hadis, kepribadian Nabi Muhammad SAW, metode pengklasifikasian hadis:

1. Aspek Perawi Hadis
Para orientalis sering mempertanyakan tentang para perawi yang banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah, seperti yang kita ketahui bersama para sahabat yang terkenal sabagai perawi bukanlah para sahabat yang banyak menghabiskan waktunya bersama rasulullah seperti Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Namun yang banyak meriwayatkan hadis adalah sahabat-sahabat junior dalam artian karena mereka adalah orang”baru” dalam kehidupan Rasulullah. Dalam daftar sahabat yang banyak meriwayatkan hadis tempat teratas diduduki oleh sahabat yang hanya paling lama 10 tahun berkumpul dengan Nabi, seperti Abu Hurairah, Sayyidah Aisyah, Anas bin Malik, Abdullah ibn Umar dll. Abu Hurairah selama masa 3 tahun dia berkumpul dengan Nabi telah berhasil meriwayatkan lebih dari 5800 hadis, Sayyidah Aisyah mengumpulkan lebih dari 3000 hadis dan demikian juga dengan Abdullah ibn Umar, dan Anas.

2. Aspek Kepribadian Nabi Muhammad SAW
Tidak cukup dengan menyerang para perawi hadis, kepribadian Nabi Muhammad juga perlu dipertanyakan. Mereka membagi status nabi menjadi tiga; sebagai rasul, kepala negara, dan pribadi biasa sebagaimana orang kebanyakan. Bahawa selama ini hadis dikenal sebagai segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad baik perbuatan, perkataan dan ketetapan beliau juga perlu direkonstruksi ulang. Sesuatu yang berdasarkan dari Nabi baru disebut hadis jika sesuatu tersebut berkaitan dengan hal-hal praktis keagamaan, karena jika tidak, hal itu tidak layak untuk disebut dengan hadis, karena bisa saja hal itu hanya timbul dari status lain seorang Muhammad.

3. Aspek Pengklasifikasian Hadis
Sejarah penulisan hadis juga tidak lepas dari kritikan mereka. Penulisan hadis yang baru dilakukan beberapa dekade setelah Nabi Muhammad wafat juga perlu mendapat perhatian khusus. Hal itu, lanjut mereka, membuka peluang terhadap kesalahan dalam penyampaian hadis secara verbal, sebagaimana yang dikatakan oleh montgomerywatt, salah seorang orientalis ternama saat ini:
semua perkataan dan perbuatan Muhammad tidak pernah terdokumentasikan dalam bentuk tulisan semasa Ia hidup atau sepeninggalnya, pastinya hal tersebut disampaikan secara lisan ke lisan, setidak-tidaknya pada awal mulanya. Hal itu diakui ataupun tidak sedikit banyak akan mengakibatkan distorsi makna, seperti halnya dalam permainan telpon-telponan anak kecil”.
Hal diatas adalah sebagian dari pemikiran orientaslis tentang Islam, lebih spesifik lagi tentang hadis. Hal itu sedikit banyak bisa memberikan pemhaman dan wacana baru agar kita bisa melihat hadis, sesuatu hal berharga yang kita punyai tidak hanya dengan pandangan dan penilaian kita tapi juga dengan sisi pandang orang lain, yang boleh jadi akan lebih akan lebih objektif dari kita. Kita harus berterima kasih kepada mereka karena telah meneliti kehidupan kita, sehingga kita bisa mengambil hasil penelitian mereka sebagai bahan koreksi dan pembelajaran bersama, terlepas dari niat-niat buruk dari sebagian mereka.

3. Hadis dan Orientalis
Sarjana barat yang pertama kali melakukan kajian hadis adalah Ignaz Goldziher, seorang orientalis Yahudi kelahiran Hongaria yang hidup antara tahun 1850-1921 M. Pada tahun 1890, ia mempublikasikan hasil penelitiannya tentang hadis dalam sebuah buku yang berjudul Muhammedanische Studien (Studi Islam). Dan sejak saat itu hingga sekarang, buku tersebut menjadi “kitab suci” di kalangan orientalis.
Dibanding dengan Goldziher, hasil penelitian Schacht memiliki “keunggulan”, karena ia bisa sampai pada kesimpulan yang menyakinkan bahwa tidak ada satupun hadis yang otentik dari Nabi Muhammad, khususnya hadis-hadis yang berkaitan dengan hukum-hukum Islam. Sementara Goldziher hanya sampai pada kesimpulan yang meragukan adanya otentisitas hadis. tidak aneh jika kemudian buku Schacht memperoleh reputasi dan sambutan yang luaar biasa.4
Baik Ignaz maupun Schacht, keduanya tidak berbicara tentang otoritas hadis sebagai sumber hukum dalam Islam. Karena keduanya telah sepakat bahwa hadis tidak memiliki otentitas sebagai sebuah ajaran yang bersumber dari Nabi Muhammad, padahal hadis dapat menjadi sumber ajaran Islam, ketika ia otentik dari Nabi, sehingga tidak mungkin hadis dapat digunakan sabagai sumber ajaran Islam.
Keduanya justru membuat kita-kiat yang dapat dipergunakan sebagai pendukung hasil penelitian mereka; bahwa apa yang disebut sebagai hadis, bukanlah sesuatu yang otentik dari Nabi Muhammad. Setidaknya ada tiga kiat-kiat yang digunakan guna menyokong pendapat mereka:

a. Mereka mendistorsi teks-teks sejarah. Semisal tuduhan goldziher terhadap Imam ibn Syihab al-Zuhri (w. 123 H). Menurutnya Imam al-Zuhri telah melakukan pemalsuan hadis, dan ia juga mengubah teks-teks sejarah yang berkaitan dengan Ibn Syihab al-Zuhri, sehingga menimbulkan kesan bahwa Imam al-Zuhri memang mengakui dirinya sebagai pemalsu hadis.
Menurut Goldziher , al-Zuhri pernah berkata, inna haula al-umara akrahuna `ala kitabah ahadis (para penguasa itu memaksa kami untuk menulis hadis). Kata ‘ahadis’ dalam kutipan Goldziher tidak menggunakan artikel “al” (al-Ahadis) yang dalam bahasa Arab memiliki makna definitif (ma`rifah), sementara dalam teks yang asli, yang merupakan ucapan Imam ibn Syihab yang sebenarnya, seperti yang terdapat dalam kitabIbn Sa`ad dan Ibn `Asakir, adalah ‘al-Ahadis’ yang berarti hadis-hadis yang telah dimaklumi secara definitif, yaitu hadis-hadis yang berasal dari Nabi Muhammad.5

b. Membuat teori-teori rekayasa. Bahwa untuk memperkuat tuduhannya yang menyatakan bahwa apa yang disebut hadis adalah bukan sesuatu yang otentik dari Nabi Muhammad, melainkan hanya merupakan bikinan para ulama abad pertama dan kedua, Schacht membuat teori tentang ‘rekonstruksi’ terjadinya sanad hadis. Teori ini dikemudian haridikenal sebagai teori Projecting Back (proyeksi ke belakang).
Menurut Schacht, jurisprudensi Islam belum eksis dan permanen pada masa al-Sya`by (w. 110 H.). Hal ini artinya bahwa apabila terdapat hadis-hadis yang berkaitan dengan hukum Islam, maka sejatinya hadis-hadis tersebut merupakan buatan orang-orang yang lahir dan hidup sesudah al-Sya`by. Schacht berpendapat bahwa jurisprudensi Islam baru dikenal sejak masa pengangkatan para qadhi (hakim agama), yang baru diadakan pada dinasti bani Umayah.

c. Ketiga melecehkan ulama hadis, dimana kiat para orientalis selanjutnya adalah melecehkan kredibilitas ulama hadis, sembari menuduh mereka sebagai pemalsu. Banyak ulama yang mereka sorot dan menjadi sasaran pelecehan ini, anatara lain sahabat Abu Hurairah (w. 57 H.), Imam ibn Syihab al-Zuhri (w. 123 H.), dan Imam Muhammad ibn Ismail al-Bukhari (w. 256 H.).
Tiga tokoh tersebut menjadi sasaran pokok serangan para orientalis karena ketiganya menempati posisi-posisi yang strategis dalam kajian ilmu hadis; Abu Hurairah adalah sahabat yang tercatat sebagai sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad. Dan al-Zuhri disebut-sebut sebagai orang yang pertama kali membukukan hadis. Sementara al-Bukhari adalah tokoh yang menulis kitab paling otentik sesudah al-Qur`an, yaitu kitab Shahih al-Bukhari.

4. Kritik Hadis Versi Orientalis
Kalau ada diantara orientalis yang pernah berusaha menciptakan metode kritik hadis, maka sudah bisa dipastikan arajnya, yaitu untuk menjegal metodologi yang selama ini ada. Dengan demikian akan terjadi perubahan besar dalam hukum-hukum Islam akibat dari berubahnya hadis shahih menjadi maudhu` atau yang maudhu` manjadi shahih.
Dan akibat yang ditimbulkan sudah bisa kita bayangkan juga. Nantinya syariah Islam akan berubah 180% derajat. Sesuatu yang haram bisa jadi halal dan yang halal bisa jadi haram. Bhakan zina, khamar, judi, mut`ah, mencuri dan segala kemungkaran menjadi halal. Dan sebaliknya, jihad, qishas, hudud dan menegakkan hukum Islam menjadi terlarang. Karena hadisnya telah berubah status. Dan perubahan itu ditentukan oleh para orientalis.

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kendati orang-orang barat sudah lama mempelajari kajian-kajian keislaman secara umum, nampaknya baru pada masa-masa belakangan ini, mengarahkan kajiannya secara khusus terhadap hadis dan ilmu hadis.
Para orientalis barat itu walaupun ada satu dua yang niatnya baik dan jujur, namun umumnya adalah orang-orang yang punya niat tidak baik terhadap ajaran Islam. Kalaupun niatnya baik, tapi karena mereka tidak mengenal ajaran Islam dengan benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, makabaik metode maupun kesimpulan akhirnya selalu melenceng jauh dari objektifitas.

FOOTNOTES
1. Hanafi, A, “Orientalisme Ditinjau Menurut Kaca Mata Agama” Jakarta Pustaka al-Husna, 1981
2. Edward W Said, Orientalisme, Terj. Asep Hikmat, Bandung: Pustaka Salman, 1996
3. M. Amin Rais, Cakrawala Islam, Bandung : Mizan, 1986
4. M. M. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994
5. Mustafa al-Siba`i, al-Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri` al-Islami, Beirut, 1978, hal. 15
6. Diambil dari www.sukmanila.multiply.com
7. Diambil dari www.ikhwaninteraktif.com

DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, A, 1981, Orientalisme Ditinjau Menurut Kaca Mata Agama, Jakarta : Pustaka al-Husna.
Edward W Said, 1996, Orientalisme, Terj. Asep Hikmat, Bandung : Pustaka Salman.
M. Amin Rais, 1986, “Cakrawala”, Bandung : Mizan.
M. M. Azami, 1994, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Jakarta : PT> Pustaka Firdaus.
www.Sukmanila.multiply.com
www.ikhwaninteraktif.com
Mustafa al-Saba`i, al-Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri` al-Islami, Beirut, 1978, hal.15

[+/-] Selengkapnya...

A. PENDAHULUAN
Orientalisme pada awalnya adalah salah satu kajian keilmuan yang tergabung di dalam ilmu Antropologi, memiliki tujuan yang sama dengan ilmu induknya tersebut yaitu untuk mempelajari kebudayaan lain agar bisa menemukan kebudayaan terbaik yang bisa dijadikan kebudayaan pilot project bagi seluruh dunia.
Namun pada perkembangan lebih lanjut, antropologi kemudian berubah menjadi sebuah kajian keilmuan dari sebuah bangsa Eshtablished terhadap kebudayaan yang outsiders. Karena massyarakat merasa mereka lebih berbudaya daripada masyarakat oriental (timur), baik itu timur jauh, timur tengah, timur selatan. Meliputi semua hal budaya, adat, norma dan juga agama-agama masyarakat timur.
Aktivitas orientalisme dalam memurtadkan ummat dari aqidahnya adalah dengan memisahkan ummat dari al-Qur`an dan as-Sunnah. Tahap pertama yang mereka lakukan adalah berusaha mementahkan sunnah dan hadis-hadis Rasulullah SAW. yang kemudian mengarahkan pada interpretasi Qur`an bukan berdasarkan sunnah, tapi logika saja. Proyek ini sebenarnya bukan hal yang baru dalam tantangan ummat Islam.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kata hadis mula-mula berarti suatu pemberian kabar (a communication) atau berita (narrative) pada umumnya, baik yang bersifat agama maupun duniawi, kemudian mempunyai arti yang khusus, yaitu kumpulan perbuatan dan kata-kata Nabi SAW dan sahabat-sahabatnya. Dalam arti terakhir ini seluruh materi riwayat (hadis) yang suci kaum muslimin disebut “hadis”, maka pengetahuan ytentang hadis disebut Ulum al-Hadis.1
Orientalisme adalah studi Islam yang dilakukan oleh orang-orang Barat. Kritikus orientalisme bernama Edward W Said menyatakan bahwa orientalisme adalah suatu cara untuk memahami dunia Timur berdasarkan tempatnya yang khusus dalam pengalaman manusia Barat Eropa.2
Secara bahasa orientalisme berasal dari kata orient yang artinya timur. Secara etnologis orientalisme bermakna bangsa-bangsa di Timur, dan secara geografis bermakna hal-hal yang bersifat timur, yang sangat luas ruang lingkupnya. Orang yang menekuni dunia ketimuran ini disebut orientalis. Menurut Grand Lorousse Encyclopedique seperti dikutip Amin Rais3, orientalis adalah sarjana yang menguasai masalah-masalah ketimuran, bahasa-bahasanya, kesusastraannya, dan sebagainya. Karena itu orrentalisme dapat dikatakan merupakan semacam prinsip-prinsip tertentu yang menjadi ideologi ilmiah kaum orientalis.
Kata isme menunjukkan pengertian tentang suatu faham. Jadi orientalisme bermakna suatu faham atau aliran yang berkeinginan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan bangsa-bangsa di timur beserta lingkungannya.

2. Persepsi Orientalis Terhadap Hadis
Orientalisme yang pada awalnya adalah salah satu kajian keilmuan yang tergabung di dalam ilmu Antropologi, memilki tujuan yang sama dengan ilmu induknya tersebut yaitu untuk mempelajari kebudayaan lain agar bisa menemukan kebudayaan terbaik yang bisa dijadikan kebudayaan pilot project bagi seluruh dunia.
Namun pada perkembangan lebih lanjut, antropologi kemudian berubah menjadi sebuah kajian keilmuan dari sebuah bangsa Eshtablishedterhadap kebudayaan yang outsiders. Karena masyarakat merasa mereka lebih berbudaya daripada masyarakat oriental (timur), baik itu timur jauh, timur tengah, dan timur selatan. Meliputi semua hal budaya, adat, norma dan juga agama-agama masyarakat timur.
Di dalam salah satu bukunya, Orientalism, Edward Said mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh para orientalis dalam meneliti agama Islam, khususnya hadis, bukanlah pekerjaan yang non profit oriented, artinya mereka memilki tujuan tertentu dengan meneliti agama Islam sedemikian rupa. Tujuan itu anatara lain adalah mencari kelemahan Islam dan kemudian mencoba menghancurtkannya pelan-pelan dari dalam. Walaupun tidak semua orientalis memilki tujuan seperti itu paling tidak itu sangat kecil. Hal inilah yang menjadi alasan bagi Hasan Hanafi cs untuk membalas perlakuan mereka denga giliran balik menyerang kebuadayaan Barat denga cara mempelajarinya dan kemudian juga dengan cara yang sistematis mencoba menggerogotinya dari dalam.3
Mereka memilih hadis dalam upayanya menyerang umat Islam karena kedudukan hadis yang sangat penting dalam kehidupan kaum muslim. Hadis adalah sumber hukum kedua setelah al-Qur`an sekaligus juga sebagai penjelas dari al-Qur`an, karena hadis hanyalah perkataan manusia yang bisa saja mengandung kesalahan dan unsur-unsur negatif lainnya. Mereka sulit untuk mencoba mendistorsikan al-Qur`an karena al-Qur`an adalah sumber transendental dari tuhan yang telah terjamin dari semua unsur negatif.
Ada tiga hal yang sering dikemukakan orientalis dalam penelitian mereka terhadap al-Hadis, yaitu tentang perawi hadis, kepribadian Nabi Muhammad SAW, metode pengklasifikasian hadis:

1. Aspek Perawi Hadis
Para orientalis sering mempertanyakan tentang para perawi yang banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah, seperti yang kita ketahui bersama para sahabat yang terkenal sabagai perawi bukanlah para sahabat yang banyak menghabiskan waktunya bersama rasulullah seperti Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Namun yang banyak meriwayatkan hadis adalah sahabat-sahabat junior dalam artian karena mereka adalah orang”baru” dalam kehidupan Rasulullah. Dalam daftar sahabat yang banyak meriwayatkan hadis tempat teratas diduduki oleh sahabat yang hanya paling lama 10 tahun berkumpul dengan Nabi, seperti Abu Hurairah, Sayyidah Aisyah, Anas bin Malik, Abdullah ibn Umar dll. Abu Hurairah selama masa 3 tahun dia berkumpul dengan Nabi telah berhasil meriwayatkan lebih dari 5800 hadis, Sayyidah Aisyah mengumpulkan lebih dari 3000 hadis dan demikian juga dengan Abdullah ibn Umar, dan Anas.

2. Aspek Kepribadian Nabi Muhammad SAW
Tidak cukup dengan menyerang para perawi hadis, kepribadian Nabi Muhammad juga perlu dipertanyakan. Mereka membagi status nabi menjadi tiga; sebagai rasul, kepala negara, dan pribadi biasa sebagaimana orang kebanyakan. Bahawa selama ini hadis dikenal sebagai segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad baik perbuatan, perkataan dan ketetapan beliau juga perlu direkonstruksi ulang. Sesuatu yang berdasarkan dari Nabi baru disebut hadis jika sesuatu tersebut berkaitan dengan hal-hal praktis keagamaan, karena jika tidak, hal itu tidak layak untuk disebut dengan hadis, karena bisa saja hal itu hanya timbul dari status lain seorang Muhammad.

3. Aspek Pengklasifikasian Hadis
Sejarah penulisan hadis juga tidak lepas dari kritikan mereka. Penulisan hadis yang baru dilakukan beberapa dekade setelah Nabi Muhammad wafat juga perlu mendapat perhatian khusus. Hal itu, lanjut mereka, membuka peluang terhadap kesalahan dalam penyampaian hadis secara verbal, sebagaimana yang dikatakan oleh montgomerywatt, salah seorang orientalis ternama saat ini:
semua perkataan dan perbuatan Muhammad tidak pernah terdokumentasikan dalam bentuk tulisan semasa Ia hidup atau sepeninggalnya, pastinya hal tersebut disampaikan secara lisan ke lisan, setidak-tidaknya pada awal mulanya. Hal itu diakui ataupun tidak sedikit banyak akan mengakibatkan distorsi makna, seperti halnya dalam permainan telpon-telponan anak kecil”.
Hal diatas adalah sebagian dari pemikiran orientaslis tentang Islam, lebih spesifik lagi tentang hadis. Hal itu sedikit banyak bisa memberikan pemhaman dan wacana baru agar kita bisa melihat hadis, sesuatu hal berharga yang kita punyai tidak hanya dengan pandangan dan penilaian kita tapi juga dengan sisi pandang orang lain, yang boleh jadi akan lebih akan lebih objektif dari kita. Kita harus berterima kasih kepada mereka karena telah meneliti kehidupan kita, sehingga kita bisa mengambil hasil penelitian mereka sebagai bahan koreksi dan pembelajaran bersama, terlepas dari niat-niat buruk dari sebagian mereka.

3. Hadis dan Orientalis
Sarjana barat yang pertama kali melakukan kajian hadis adalah Ignaz Goldziher, seorang orientalis Yahudi kelahiran Hongaria yang hidup antara tahun 1850-1921 M. Pada tahun 1890, ia mempublikasikan hasil penelitiannya tentang hadis dalam sebuah buku yang berjudul Muhammedanische Studien (Studi Islam). Dan sejak saat itu hingga sekarang, buku tersebut menjadi “kitab suci” di kalangan orientalis.
Dibanding dengan Goldziher, hasil penelitian Schacht memiliki “keunggulan”, karena ia bisa sampai pada kesimpulan yang menyakinkan bahwa tidak ada satupun hadis yang otentik dari Nabi Muhammad, khususnya hadis-hadis yang berkaitan dengan hukum-hukum Islam. Sementara Goldziher hanya sampai pada kesimpulan yang meragukan adanya otentisitas hadis. tidak aneh jika kemudian buku Schacht memperoleh reputasi dan sambutan yang luaar biasa.4
Baik Ignaz maupun Schacht, keduanya tidak berbicara tentang otoritas hadis sebagai sumber hukum dalam Islam. Karena keduanya telah sepakat bahwa hadis tidak memiliki otentitas sebagai sebuah ajaran yang bersumber dari Nabi Muhammad, padahal hadis dapat menjadi sumber ajaran Islam, ketika ia otentik dari Nabi, sehingga tidak mungkin hadis dapat digunakan sabagai sumber ajaran Islam.
Keduanya justru membuat kita-kiat yang dapat dipergunakan sebagai pendukung hasil penelitian mereka; bahwa apa yang disebut sebagai hadis, bukanlah sesuatu yang otentik dari Nabi Muhammad. Setidaknya ada tiga kiat-kiat yang digunakan guna menyokong pendapat mereka:

a. Mereka mendistorsi teks-teks sejarah. Semisal tuduhan goldziher terhadap Imam ibn Syihab al-Zuhri (w. 123 H). Menurutnya Imam al-Zuhri telah melakukan pemalsuan hadis, dan ia juga mengubah teks-teks sejarah yang berkaitan dengan Ibn Syihab al-Zuhri, sehingga menimbulkan kesan bahwa Imam al-Zuhri memang mengakui dirinya sebagai pemalsu hadis.
Menurut Goldziher , al-Zuhri pernah berkata, inna haula al-umara akrahuna `ala kitabah ahadis (para penguasa itu memaksa kami untuk menulis hadis). Kata ‘ahadis’ dalam kutipan Goldziher tidak menggunakan artikel “al” (al-Ahadis) yang dalam bahasa Arab memiliki makna definitif (ma`rifah), sementara dalam teks yang asli, yang merupakan ucapan Imam ibn Syihab yang sebenarnya, seperti yang terdapat dalam kitabIbn Sa`ad dan Ibn `Asakir, adalah ‘al-Ahadis’ yang berarti hadis-hadis yang telah dimaklumi secara definitif, yaitu hadis-hadis yang berasal dari Nabi Muhammad.5

b. Membuat teori-teori rekayasa. Bahwa untuk memperkuat tuduhannya yang menyatakan bahwa apa yang disebut hadis adalah bukan sesuatu yang otentik dari Nabi Muhammad, melainkan hanya merupakan bikinan para ulama abad pertama dan kedua, Schacht membuat teori tentang ‘rekonstruksi’ terjadinya sanad hadis. Teori ini dikemudian haridikenal sebagai teori Projecting Back (proyeksi ke belakang).
Menurut Schacht, jurisprudensi Islam belum eksis dan permanen pada masa al-Sya`by (w. 110 H.). Hal ini artinya bahwa apabila terdapat hadis-hadis yang berkaitan dengan hukum Islam, maka sejatinya hadis-hadis tersebut merupakan buatan orang-orang yang lahir dan hidup sesudah al-Sya`by. Schacht berpendapat bahwa jurisprudensi Islam baru dikenal sejak masa pengangkatan para qadhi (hakim agama), yang baru diadakan pada dinasti bani Umayah.

c. Ketiga melecehkan ulama hadis, dimana kiat para orientalis selanjutnya adalah melecehkan kredibilitas ulama hadis, sembari menuduh mereka sebagai pemalsu. Banyak ulama yang mereka sorot dan menjadi sasaran pelecehan ini, anatara lain sahabat Abu Hurairah (w. 57 H.), Imam ibn Syihab al-Zuhri (w. 123 H.), dan Imam Muhammad ibn Ismail al-Bukhari (w. 256 H.).
Tiga tokoh tersebut menjadi sasaran pokok serangan para orientalis karena ketiganya menempati posisi-posisi yang strategis dalam kajian ilmu hadis; Abu Hurairah adalah sahabat yang tercatat sebagai sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad. Dan al-Zuhri disebut-sebut sebagai orang yang pertama kali membukukan hadis. Sementara al-Bukhari adalah tokoh yang menulis kitab paling otentik sesudah al-Qur`an, yaitu kitab Shahih al-Bukhari.

4. Kritik Hadis Versi Orientalis
Kalau ada diantara orientalis yang pernah berusaha menciptakan metode kritik hadis, maka sudah bisa dipastikan arajnya, yaitu untuk menjegal metodologi yang selama ini ada. Dengan demikian akan terjadi perubahan besar dalam hukum-hukum Islam akibat dari berubahnya hadis shahih menjadi maudhu` atau yang maudhu` manjadi shahih.
Dan akibat yang ditimbulkan sudah bisa kita bayangkan juga. Nantinya syariah Islam akan berubah 180% derajat. Sesuatu yang haram bisa jadi halal dan yang halal bisa jadi haram. Bhakan zina, khamar, judi, mut`ah, mencuri dan segala kemungkaran menjadi halal. Dan sebaliknya, jihad, qishas, hudud dan menegakkan hukum Islam menjadi terlarang. Karena hadisnya telah berubah status. Dan perubahan itu ditentukan oleh para orientalis.

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kendati orang-orang barat sudah lama mempelajari kajian-kajian keislaman secara umum, nampaknya baru pada masa-masa belakangan ini, mengarahkan kajiannya secara khusus terhadap hadis dan ilmu hadis.
Para orientalis barat itu walaupun ada satu dua yang niatnya baik dan jujur, namun umumnya adalah orang-orang yang punya niat tidak baik terhadap ajaran Islam. Kalaupun niatnya baik, tapi karena mereka tidak mengenal ajaran Islam dengan benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, makabaik metode maupun kesimpulan akhirnya selalu melenceng jauh dari objektifitas.

FOOTNOTES
1. Hanafi, A, “Orientalisme Ditinjau Menurut Kaca Mata Agama” Jakarta Pustaka al-Husna, 1981
2. Edward W Said, Orientalisme, Terj. Asep Hikmat, Bandung: Pustaka Salman, 1996
3. M. Amin Rais, Cakrawala Islam, Bandung : Mizan, 1986
4. M. M. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Jakarta : PT. Pustaka Firdaus, 1994
5. Mustafa al-Siba`i, al-Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri` al-Islami, Beirut, 1978, hal. 15
6. Diambil dari www.sukmanila.multiply.com
7. Diambil dari www.ikhwaninteraktif.com

DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, A, 1981, Orientalisme Ditinjau Menurut Kaca Mata Agama, Jakarta : Pustaka al-Husna.
Edward W Said, 1996, Orientalisme, Terj. Asep Hikmat, Bandung : Pustaka Salman.
M. Amin Rais, 1986, “Cakrawala”, Bandung : Mizan.
M. M. Azami, 1994, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, Jakarta : PT> Pustaka Firdaus.
www.Sukmanila.multiply.com
www.ikhwaninteraktif.com
Mustafa al-Saba`i, al-Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri` al-Islami, Beirut, 1978, hal.15

Sunday, May 24, 2009

MALANG TEMPOE DOELOE

Festival Malang Tempo dulu (Malang Kembali) 2009.


Nama Kegiatan: Malang Tempo Doeloe 1938-1958
Malang Kembali IV 2009 ‘Rekonstruksi Jatidiri’
Waktu Kegiatan: 21 -24 Mei 2009 Jam Buka : 10.00 - 24.00 wib
Tempat Kegiatan: Sepanjang Jalan Ijen

JADWAL LENGKAP

ZONA WAYANG

Zona Pembelajaran
Macam 2 jenis wayang, pengenalan tokoh, makna dan filosofi, macam-macam cerita, cara memainkan, caramenyungging (membuat), perlengkapan panggung, upacara2 adat, referensi (vcd, buku, cd dll) dan konsultasi, pengenalan alat musik gamelan.

Pameran
- Wayang kulit purwa, krucil, wahyu, kancil, beber, suket,
- Topeng Malangan dari berbagai versi (Pakisaji, Glagahdowo, Gunung Kawi dll)

Workshop
- Tari Malangan

Jum`at-sabtu 22-23 Mei 2009
Pk.0800-1200

- Mocopat

Gelar Budaya
- Wayang Krucil – Ds. Wiloso, Malang
Kamis, 21 Mei 2009, Pk.19.00-24.00

- Wayang Kulit anak & Mocopat
Jum`at, 22 Mei 2009, Pk.19.00-24.00

- Parde tari tradisi
Sabtu,23 Mei 2009 Pk.15.00-19.00
Minggu 24 Mei 2009, Pk.10.00-17.00

- Andong Malangan
Sabtu 23 Mei 2009 Pk. 19.00-24.00ZONA PERJUANGAN

Zona Pembelajaran
- Perjuangan Pejuang2 / TRIP Malang tahun 1942-1948
- Siklus Pembanganan Pemmerintahan Malang tahun 1838-1928-2018
- Sejarah Pembangunan kolonial dan peralihan Kota Pradja

Pameran
- Foto,film,dan Document pemerintahan dan perjuangan Malang
- Mobil,Motor,dan sepeda kuno
- Alat alat komunikasi tempo dulu

Gelar Budaya
- Gelar musik keroncong
Kamis-Minggu 21-24 Mei 2009 Pk.19.00-24.00

ZONA INDUSTRI RAKYAT
Zona pembelajaran mengunjungi kampung industri th.1950-an
- Pembuatan gula merah tenaga sapi
- Pembuatan alat rumah tangga dari tanah liat
- Pembuatan kerajinan besi,benda pusakadan alat pertanian(dari besi mentah s/d pewarangan)
- Pembuatan batik tulis
- Pembuatan tikar mendong,perkakas dari bamboo
- Bubut kayu manual
- Mencuci dan alat cuci kuno(klerek)
- Mengenal tradisi petan dan rasan-rasan
- Irigasi sawah(sistm.buka tutup trdisional)
- Pengenalan alat budi daya ikan tradisional
- Pembuatan alat kue tradisional ‘semprit’dengan mesin press tahun 1950-an

Pameran
- Duplikat sungai dan pengairan
- Duplikat hutan dan perkebunan tebu
- Duplikat pabrik gula merah tradisional
- Alat-alat peraga inndustri tradisi

ZONA PENDIDIKAN RAKYAT
Zona Pembelajaran
- Mengenal sistem pendidikan dan perkembangan sekolah di Malang sejak th. 1914-1958
- Mengenal alat peraga sekolah tempo dulu (bangku, tinta, sabak, grip)

Workshop
- Menggambar kaligrafi jawa dan Islam

Permainan tradisional (dakon, semprengan,layangan, umbulan, engklek, srigendem, tepak tekong, uyekuyek rante, jumpritan, krupukan, otong-otong bolong, kaki klek-klek, jamuran)
- Ukir kayu
- Tari japin

Gelar Budaya
- Gambus/terbang jidor Kamis, 21 Mei 2009 pkl.19.00
- Sholawat Jum`at, 22 Mei 2009 pkl,19.00
- Qosidah Sabtu , 23 Mei 2009 pkl,19.00
- Gambus Minggu,24 Mei 2009 pkl.19.00

ZONA MATA RANTAI
Zona pembelajaran Malang sebagai penghasil produk-produk pertanian
- Mata rantai bercocok tanam, mengolah tanah, menanam benih, mengolah sawah, memanen, mengupas, menyimpan, mengeringkan dan memasak
- Mengusir hama tanaman secara tradisional
- Memancing belut
- Memasak masakan dan jajanan tradisiaonal
- Merawat hewan ternak(ayam, menthok, kambing,sapi)
- Menyiapkan bahan bakar kayu dan cara memasak dapur tradisioanal

Pameran
- Duplikat sawah dan kebun desa, duplikat kebun dan alat memasak trdisional

GRAHA TELKOMSEL
Kamis-Minggu
21-24 Mei 2009 pkl.10.00-17.00
- Lomba permainan tradisioanal (Egrang, gobak sodor, sepak bola api, engklek)
- Lomba foto busana tempo doeloe
- Parade kreaasi aktifitas tradisi

PENDOPO AGUNG
Kamis,21 Mei 2009
(19.00-20.00) PEMBUKAAN ACARA MALANG TEMPO DULU
(20.00-24.00) Wayang Topeng ”Walang Wati Walang Semirang”
PATMA (Paguyupan Pecinta Topeng Malang)-W. Topeng Kota Malang, Kedung Monggo, Pakisaji, Jati Gui, Jambuer, Glagah Dowo Tumpang, piji Ombo G. Kawi)
Jum`at 22 Mei 2009
(10.00-17.00) Lomba Fashion Batik Anak dan Remaja
Sabtu,23 Mei 2009
(10.00-15.00) Lomba kreasi Batik Malang
(19.00-20.00) Sendra Trari “Duto Sang Anjilo”
(20.00-24.00) Wayang orang “Kongso Adu Jago”-Kelompok wayang orang Ang Hien Hoo, Karawitan Eng An Kiong
Minggu 24 Mei 2009
(07.00-14.00) Lomba menggambar dan mewarna anak
(19.00-24.00) Wayang Kulit ”Gatot Koco Klono Joyo” oleh 10 Dalang Malang

PANGGUNG LUDRUK
Kamis, 21 Mei (19.00-24.00)
“Bukan Bukti Mutilasi” (BBM)
Jum`at, 22 Mei (19.00-24.00)
“Kisah Putri Kadipaten“ (KPK)
Sabtu, 23 Mei (19.00-24.00)
“Korban Penipu Ulung” (KPU)
Minggu, 24 Mei (19.00-24.00)
“Balada Pejuang Kemerdekaan” (BPK)

PANGGUNG KOES PLUS
SETIAP HARI Pukul.10.00-22.00

Sumber :

http://malangsite.net

http://wisatamalang.indonetwork.net




[+/-] Selengkapnya...

Festival Malang Tempo dulu (Malang Kembali) 2009.


Nama Kegiatan: Malang Tempo Doeloe 1938-1958
Malang Kembali IV 2009 ‘Rekonstruksi Jatidiri’
Waktu Kegiatan: 21 -24 Mei 2009 Jam Buka : 10.00 - 24.00 wib
Tempat Kegiatan: Sepanjang Jalan Ijen

JADWAL LENGKAP

ZONA WAYANG

Zona Pembelajaran
Macam 2 jenis wayang, pengenalan tokoh, makna dan filosofi, macam-macam cerita, cara memainkan, caramenyungging (membuat), perlengkapan panggung, upacara2 adat, referensi (vcd, buku, cd dll) dan konsultasi, pengenalan alat musik gamelan.

Pameran
- Wayang kulit purwa, krucil, wahyu, kancil, beber, suket,
- Topeng Malangan dari berbagai versi (Pakisaji, Glagahdowo, Gunung Kawi dll)

Workshop
- Tari Malangan

Jum`at-sabtu 22-23 Mei 2009
Pk.0800-1200

- Mocopat

Gelar Budaya
- Wayang Krucil – Ds. Wiloso, Malang
Kamis, 21 Mei 2009, Pk.19.00-24.00

- Wayang Kulit anak & Mocopat
Jum`at, 22 Mei 2009, Pk.19.00-24.00

- Parde tari tradisi
Sabtu,23 Mei 2009 Pk.15.00-19.00
Minggu 24 Mei 2009, Pk.10.00-17.00

- Andong Malangan
Sabtu 23 Mei 2009 Pk. 19.00-24.00ZONA PERJUANGAN

Zona Pembelajaran
- Perjuangan Pejuang2 / TRIP Malang tahun 1942-1948
- Siklus Pembanganan Pemmerintahan Malang tahun 1838-1928-2018
- Sejarah Pembangunan kolonial dan peralihan Kota Pradja

Pameran
- Foto,film,dan Document pemerintahan dan perjuangan Malang
- Mobil,Motor,dan sepeda kuno
- Alat alat komunikasi tempo dulu

Gelar Budaya
- Gelar musik keroncong
Kamis-Minggu 21-24 Mei 2009 Pk.19.00-24.00

ZONA INDUSTRI RAKYAT
Zona pembelajaran mengunjungi kampung industri th.1950-an
- Pembuatan gula merah tenaga sapi
- Pembuatan alat rumah tangga dari tanah liat
- Pembuatan kerajinan besi,benda pusakadan alat pertanian(dari besi mentah s/d pewarangan)
- Pembuatan batik tulis
- Pembuatan tikar mendong,perkakas dari bamboo
- Bubut kayu manual
- Mencuci dan alat cuci kuno(klerek)
- Mengenal tradisi petan dan rasan-rasan
- Irigasi sawah(sistm.buka tutup trdisional)
- Pengenalan alat budi daya ikan tradisional
- Pembuatan alat kue tradisional ‘semprit’dengan mesin press tahun 1950-an

Pameran
- Duplikat sungai dan pengairan
- Duplikat hutan dan perkebunan tebu
- Duplikat pabrik gula merah tradisional
- Alat-alat peraga inndustri tradisi

ZONA PENDIDIKAN RAKYAT
Zona Pembelajaran
- Mengenal sistem pendidikan dan perkembangan sekolah di Malang sejak th. 1914-1958
- Mengenal alat peraga sekolah tempo dulu (bangku, tinta, sabak, grip)

Workshop
- Menggambar kaligrafi jawa dan Islam

Permainan tradisional (dakon, semprengan,layangan, umbulan, engklek, srigendem, tepak tekong, uyekuyek rante, jumpritan, krupukan, otong-otong bolong, kaki klek-klek, jamuran)
- Ukir kayu
- Tari japin

Gelar Budaya
- Gambus/terbang jidor Kamis, 21 Mei 2009 pkl.19.00
- Sholawat Jum`at, 22 Mei 2009 pkl,19.00
- Qosidah Sabtu , 23 Mei 2009 pkl,19.00
- Gambus Minggu,24 Mei 2009 pkl.19.00

ZONA MATA RANTAI
Zona pembelajaran Malang sebagai penghasil produk-produk pertanian
- Mata rantai bercocok tanam, mengolah tanah, menanam benih, mengolah sawah, memanen, mengupas, menyimpan, mengeringkan dan memasak
- Mengusir hama tanaman secara tradisional
- Memancing belut
- Memasak masakan dan jajanan tradisiaonal
- Merawat hewan ternak(ayam, menthok, kambing,sapi)
- Menyiapkan bahan bakar kayu dan cara memasak dapur tradisioanal

Pameran
- Duplikat sawah dan kebun desa, duplikat kebun dan alat memasak trdisional

GRAHA TELKOMSEL
Kamis-Minggu
21-24 Mei 2009 pkl.10.00-17.00
- Lomba permainan tradisioanal (Egrang, gobak sodor, sepak bola api, engklek)
- Lomba foto busana tempo doeloe
- Parade kreaasi aktifitas tradisi

PENDOPO AGUNG
Kamis,21 Mei 2009
(19.00-20.00) PEMBUKAAN ACARA MALANG TEMPO DULU
(20.00-24.00) Wayang Topeng ”Walang Wati Walang Semirang”
PATMA (Paguyupan Pecinta Topeng Malang)-W. Topeng Kota Malang, Kedung Monggo, Pakisaji, Jati Gui, Jambuer, Glagah Dowo Tumpang, piji Ombo G. Kawi)
Jum`at 22 Mei 2009
(10.00-17.00) Lomba Fashion Batik Anak dan Remaja
Sabtu,23 Mei 2009
(10.00-15.00) Lomba kreasi Batik Malang
(19.00-20.00) Sendra Trari “Duto Sang Anjilo”
(20.00-24.00) Wayang orang “Kongso Adu Jago”-Kelompok wayang orang Ang Hien Hoo, Karawitan Eng An Kiong
Minggu 24 Mei 2009
(07.00-14.00) Lomba menggambar dan mewarna anak
(19.00-24.00) Wayang Kulit ”Gatot Koco Klono Joyo” oleh 10 Dalang Malang

PANGGUNG LUDRUK
Kamis, 21 Mei (19.00-24.00)
“Bukan Bukti Mutilasi” (BBM)
Jum`at, 22 Mei (19.00-24.00)
“Kisah Putri Kadipaten“ (KPK)
Sabtu, 23 Mei (19.00-24.00)
“Korban Penipu Ulung” (KPU)
Minggu, 24 Mei (19.00-24.00)
“Balada Pejuang Kemerdekaan” (BPK)

PANGGUNG KOES PLUS
SETIAP HARI Pukul.10.00-22.00

Sumber :

http://malangsite.net

http://wisatamalang.indonetwork.net




Thursday, May 21, 2009

Manajemen Qolbu

MENATA HATI

Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin.

Saudaraku yang budiman, betapa indahnya andaikata kita dapat memiliki hati yang senantiasa tertata dan terawat dengan baik . Karena hati yang selalu tertata dengan baik ia tidak akan pernah merasa resah, gelisah dan tak pernah gundah gulana. Pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang, tenang, sejuk dan indahnya hidup didunia ini, dan hal itu terpancar lewat setiap gerak-gerik kesehariannya.

Dan orang yang memiliki qalbu yang tertata dengan baik hatinya selalu tertambat hanya kepada Allah, sehingga sebesar apapun cobaan yang menimpanya diterima dengan lapang hati dan ikhlas. Begitupun keadaannya orang yang berhati kotor dan busuk, ia senantiasa terlihat resah dan gelisah. Hatinya penuh dengan dendam, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung serta penyakit hati lainnya. Orang yang berhati kotor selain dicela dihadapan manusia, Allah juga memberikan kutukan dan siksa karena sesungguhnya ia telah berbuat dosa.

Sungguh beruntung orang yang selalu berusaha menata hatinya, karena berarti ia telah menabung kebaikan yang akan ia petik hasilnya didunia maupun akhirat. Dan betapa malang orang yang tidak mampu menata hati, yaitu orang-orang yang tak mampu mengendalikan suasana hatinya. Lalu, jurang siksa akibat kejahatan yang dilakukannya akan menganga dengan lebarnya dan siap melumatnya sampai habis.

Untuk itu marilah kita belajar dan melatih diri untuk menyingkirkan duri kejahatan dalam diri kita masing-masing, karena dengan hati yang tertatalah apapun yang kita lakukan Insya Allah akan terkontrol dengan baik. Apapun yang kita lakukan Insya Allah berada dalam jalan yang diridhoi-Nya. Apapun yang kita lakukan selalu berada dalam kendali hati yang tertata dengan sempurna. Semoga Allah selalu menuntun kita menuju hati yang lapang, bercahaya dan tertata, Amiin.



[+/-] Selengkapnya...

MENATA HATI

Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin.

Saudaraku yang budiman, betapa indahnya andaikata kita dapat memiliki hati yang senantiasa tertata dan terawat dengan baik . Karena hati yang selalu tertata dengan baik ia tidak akan pernah merasa resah, gelisah dan tak pernah gundah gulana. Pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang, tenang, sejuk dan indahnya hidup didunia ini, dan hal itu terpancar lewat setiap gerak-gerik kesehariannya.

Dan orang yang memiliki qalbu yang tertata dengan baik hatinya selalu tertambat hanya kepada Allah, sehingga sebesar apapun cobaan yang menimpanya diterima dengan lapang hati dan ikhlas. Begitupun keadaannya orang yang berhati kotor dan busuk, ia senantiasa terlihat resah dan gelisah. Hatinya penuh dengan dendam, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung serta penyakit hati lainnya. Orang yang berhati kotor selain dicela dihadapan manusia, Allah juga memberikan kutukan dan siksa karena sesungguhnya ia telah berbuat dosa.

Sungguh beruntung orang yang selalu berusaha menata hatinya, karena berarti ia telah menabung kebaikan yang akan ia petik hasilnya didunia maupun akhirat. Dan betapa malang orang yang tidak mampu menata hati, yaitu orang-orang yang tak mampu mengendalikan suasana hatinya. Lalu, jurang siksa akibat kejahatan yang dilakukannya akan menganga dengan lebarnya dan siap melumatnya sampai habis.

Untuk itu marilah kita belajar dan melatih diri untuk menyingkirkan duri kejahatan dalam diri kita masing-masing, karena dengan hati yang tertatalah apapun yang kita lakukan Insya Allah akan terkontrol dengan baik. Apapun yang kita lakukan Insya Allah berada dalam jalan yang diridhoi-Nya. Apapun yang kita lakukan selalu berada dalam kendali hati yang tertata dengan sempurna. Semoga Allah selalu menuntun kita menuju hati yang lapang, bercahaya dan tertata, Amiin.